Pohon besar; dengan tinggi mencapai 40
m dan gemang hingga 1,5 m. Pepagan abu-abu, sedikit kasar berlentisel. Daun muda, ranting, dan
karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek, dan berwarna perak mentega; seolah bertabur
tepung. Dari kejauhan tajuk pohon ini nampak keputihan atau
keperakan.
[1][3]
Daun tunggal, berseling, hijau tua, bertangkai panjang hingga 30
cm, dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar telur lonjong atau menyegitiga, berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya.
[1][3]
Perbungaan dalam
malai thyrsoid yang terletak terminal atau di ketiak ujung, panjang 10–20 cm.
Bunga-bunga berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga-bunga betina berada di ujung malai payung tambahan; bunga-bunga jantan yang lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di sekelilingnya, berjumlah lebih banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk lanset, bertaju-5, panjang 6–7
mm pada bunga jantan, dan 9–10 mm pada bunga betina.
Buah batu agak bulat telur gepeng, 5-6 cm × 4-7 cm, hijau zaitun di luar dengan rambut beledu, berdaging keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1.
Biji bertempurung keras dan tebal, agak gepeng, hingga 3 cm × 3 cm; dengan keping biji keputihan, kaya akan minyak.
[1]
Kemiri terutama ditanam untuk bijinya; yang setelah diolah sering digunakan dalam
masakan Indonesia dan
masakan Malaysia. Di Pulau
Jawa, kemiri juga dijadikan sebagai saus kental yang dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan
macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hampir sama. Kemiri juga dibakar dan dicampur dengan
pasta dan
garam untuk membuat bumbu masak khas
Hawaii yang disebut
inamona. Inamona adalah bumbu masak utama untuk membuat
poke tradisional Hawaii.
Inti biji kemiri mengandung 60–66% minyak
[2]. Di Hawaii, pada masa kuno, kemiri (di sini disebut
kukui) dibakar untuk menghasilkan cahaya. Kemiri disusun berbaris memanjang pada sehelai daun palem, dinyalakan salah satu ujungnya, dan akan terbakar satu demi satu setiap 15 menit atau lebih. Ini juga berguna sebagai alat pengukur waktu. Misalnya, seseorang bisa meminta orang lain untuk kembali ke rumah sebelum kemiri kedua habis terbakar. Di
Tonga, sampai sekarang, kemiri yang sudah matang (dinamai
tuitui) dijadikan pasta (
tukilamulamu), dan digunakan sebagai
sabundan
shampoo.
Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap penanaman, masing-masing pohon akan menghasilkan sekitar 30–80 kg kacang kemiri, dan sekitar 15 sampai 20% dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat. Kebanyakan minyak yang dihasilkan digunakan secara lokal, tidak diperdagangkan secara internasional.
Minyak kemiri terutama mengandung
asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan
kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti
karet, dan lain-lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada
tung oil, minyak serupa yang dihasilkan oleh
Vernicia fordii (sin.
Aleurites fordii) dari
Cina.
[4]
Biji kemiri yang dihanyutkan air laut.
Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar, kayu kemiri dianggap terlalu ringan dan tidak awet sebagai kayu bangunan
[2]. Kayu ini berwarna keputihan dan amat ringan (
BJ 0.35), serta amat mudah diserang jamur atau serangga. Kayu kemiri yang melapuk sering ditumbuhi
jamur kuping (
Auricularia).
[5]
Kayu kemiri dapat digunakan untuk membuat furnitur, peralatan kecil, korek api, dan juga untuk
pulp [1]. Di
Jakarta, dulu, kayu kemiri sering juga digunakan untuk membuat perabotan rumah tangga
[2]. Di Hawaii, kayu kemiri kadang-kadang digunakan untuk membuat
sampan sederhana; atau paling-paling untuk kayu bakar yang bermutu rendah
[5]. Di
Lombok, kayu kemiri juga diolah menjadi papan dan kerajinan tangan.
Biji kemiri yang sudah dikupas dari cangkangnya.
Beberapa bagian dari tanaman ini sudah digunakan dalam
obat-obatan tradisional di daerah-daerah pedalaman. Minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut (untuk menyuburkan rambut). Bijinya dapat digunakan sebagai
pencahar. Di
Jepang, kulit kayunya telah digunakan untuk
tumor. Di
Sumatera, bijinya dibakar dengan arang, lalu dioleskan di sekitar
pusaruntuk menyembuhkan diare. Di Jawa, kulit batangnya digunakan untuk mengobati
diare atau
disentri.
Kemiri juga sering ditanam sebagai pohon serbaguna, untuk menghijaukan lahan, sebagai peneduh di pekarangan, dan juga untuk pohon hias
[4]. Di Jawa, biji kemiri biasa dijadikan sebagai bahan permainan untuk diadu kekerasan tempurungnya.
Dalam penulisan
lontar, biji kemiri yang telah dibakar digunakan untuk menghitamkan tulisan pada lembaran-lembaran lontar.
[sunting]Isu kesehatan
Biji kemiri mengandung bahan beracun dengan kekuatan ringan
[6]. Karena itu sangat tidak dianjurkan mengonsumsi biji kemiri secara mentah. Penggunaan kemiri harus diawali dengan menyangrai (memanaskan tanpa minyak atau air) hingga biji hangat. Pemanasan akan menguraikan toksin.